Tuban – 20 April 2025, Tawuran antar kelompok pemuda kembali pecah di Desa Bangunrejo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, pada Sabtu dini hari, 19 April 2025, sekitar pukul 01.00 WIB. Bentrokan yang diduga dipicu oleh tantangan melalui media sosial TikTok itu menyebabkan kerusakan pada fasilitas kantor Balai Desa Bangunrejo yakni neon box dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Warga sekitar menyebutkan bahwa aksi saling ejek di media sosial telah memicu emosi kedua kelompok hingga akhirnya bentrok terjadi di titik Proliman Rekol, lokasi yang dikenal rawan karena sudah beberapa kali menjadi tempat terjadinya tawuran serupa.

Ketua Umum LSM PASUS, Aris Zainul Abidin, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa fokus utama saat ini bukan mencari siapa yang salah atau benar, tetapi bagaimana mencegah peristiwa serupa terulang kembali.

“Saya tidak menanggapi siapa yang benar dan yang salah, tetapi saya menyikapi bahwa tawuran di titik Proliman Rekol ini tidak hanya sekali terjadi, tetapi sudah berulang kali,” ujarnya.

Aris juga meminta agar aparat keamanan, khususnya Polsek Soko dan Babinkamtibmas Desa Bangunrejo, lebih aktif dalam mencari dan mengumpulkan informasi potensi konflik di masyarakat agar dapat dilakukan langkah preventif secepat mungkin. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran Kepala Desa dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayahnya.

“Kepala desa harus berperan aktif dalam membina keamanan dan ketenteraman desa. Ini bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan kewajiban yang tercantum dalam Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Kepala desa harus menggerakkan Linmas secara aktif sebagai bentuk pencegahan serta membantu aparat kepolisian dalam menjaga keamanan desa.”

Lebih lanjut, Aris menambahkan bahwa apabila upaya pencegahan dilakukan secara serius dan berkesinambungan oleh semua pihak, maka masyarakat—terutama pengguna jalan yang melintasi titik rawan seperti Proliman Rekol—akan merasa lebih aman dan tidak khawatir menjadi korban aksi tawuran yang sering kali terjadi secara tiba-tiba dan brutal.

“Tujuan utama kita adalah menciptakan rasa aman. Jika aparat dan pemerintah desa benar-benar aktif, masyarakat tidak lagi takut melintas di wilayah tersebut pada malam hari. Keamanan publik harus menjadi prioritas bersama,” tutupnya.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kericuhan tersebut. Langkah-langkah pengamanan di sekitar lokasi kejadian juga telah ditingkatkan.